BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang
banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun
harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis
( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun
mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya
factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (
pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Oleh
karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan
Hipertensi. Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko
tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena
hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.
B. TUJUAN
Ada 2 macam
tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan
Umum : Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan
keluarga agar mandiri mengatasi masalah
kesehatannya.
Tujuan Khusus adalah keluarga dapat :
a.
Mengenal masalah kesehatan
b.
Menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
keluarga
c.
Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota
keluarga yang sakit atau yang mempunyai gangguan fungsi tubuh atau yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d.
Memelihara lingkungan baik fisik, psikis maupun social
sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e.
Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seperti
Puskesmas, Puskesmaspembantu, kartu sehat, posyandu, RS,dll untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KELUARGA
- Pengertian
a.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena
hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,
dan di dalam
peranannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
(Bailon dan Maglaya, 1989 dikutip Nasrul Effendy,
1998, hal ; 32
- 33).
b.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketegantungan.
( Departemen Kesehatan RI, 1988 dikutip Nasrul
Effendy,
1998, hal ;
32).
Dari kedua definisi diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
1)
Unit terkecil dari masyarakat
2)
Terdiri dari 2 orang atau lebih
3)
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4)
Hidup dalam satu rumah tangga
5)
Di bawah asuhan seorang kepala keluarga
6)
Berinterkasi diantara sesama anggota keluarga
7)
Setiap anggota keluarga mempunyai perannya
masing-masing
8)
Menciptakan, mempertahankan suatu budaya
- Ciri – ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy 1998
hal 33 dibagi menjadi 3 yaitu :
a.
Terorganisasi : Saling berhubungan, saling
ketergantungan antara anggota keluarga.
b.
Ada
Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.
c.
Ada
perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing – masing.
- Tipe Keluarga
Menurut Nasrul Effendy (1998) hal 33 – 34 tipe keluarga terdiri dari :
a.
Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
b.
Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya.
c.
Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d.
Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
f.
Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk satu keluarga.
- Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga
menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34 adalah sebagai berikut :
a.
Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak –
anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.
Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya.
Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik
anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.
Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial
dan spiritual.
- Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100,
didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang
paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah ;
a.
Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) :
untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para
anggota keluarga.
b.
Sosialisai dan Fungsi
penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan
untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga
sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
c.
Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan
keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan
hidup masyarakat.
d.
Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber
ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara
efektif.
e.
Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan
kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.
- Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan
tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:
Tabel I.
Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.
No
|
Tahap Perkembangan
|
Tugas perkembangan
|
1
|
Keluarga pemula
|
a.
membangun perkawinan yang saling memuaskan
b.
menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
c.
keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan
sebagai orangtua
|
2
|
Keluarga sedang mengasuh anak
|
a.
Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang
mantap.
b.
Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang
bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d.
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek
|
3
|
Keluarga dengan anak usia prasekolah
|
a.
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah,
ruang bermain, privasi, keamanan
b.
Mensosialisasikan anak
c.
Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
d.
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
|
4
|
Keluarga dengan anak usia sekolah
|
a.
Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c.
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
|
5
|
Keluarga dengan anak remaja
|
a.
Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b.
Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c.
Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan
anak-anak
|
6
|
Keluarga melepaskan anak dewasa muda
|
a.
Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b.
Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan
kembali hubungan perkawinan
c.
Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari
suami maupun istri
|
7
|
Orangtua usia pertengahan
|
a.
Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b.
Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
c.
Memperkokoh hubungan perkawinan
|
8
|
Keluarga lansia
|
a.
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b.
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c.
Mempertahankan hubungan perkawinan
d.
Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e.
Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f.
Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka
(penelaahan dan integrasi hidup)
|
- Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998,
hal 42, adalah sebagai berikut :
a.
Mengenal masalah kesehatan.
b.
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c.
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d.
Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat.
e.
Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.
D.ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
- Konsep Keperawatan Keluarga
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G.
Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
sarana atau penyalur.
- Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi
adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
b. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1)
Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya disebut juga
Hipertensi Idiopatik.
Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial
adalah :
a)
Usia
b)
Jenis kelamin
c)
Riwayat keluarga
d)
Obesitas
e)
Serum lipid
f)
Diet
g)
Perokok
2)
Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebabnya specifik diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiper aldesteronisme
sindrom chausing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National
Committee on
Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi
|
Sistolik
mmHg
|
Diastolik
mmHg
|
a.
Normal
b.
Perbatasan
c.
Hipertensi tingkat I
d.
Hipertensi tingkat 2
e.
Hipertensi tingkat 3
|
<
130
130
– 139
140
– 159
160
– 179
>
180
|
<
85
85
– 89
90
– 99
100
– 109
>
110
|
d. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah
terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang
sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging,
mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
e. Pathway
Pathway
Keperawatan disusun dengan mengambil sumber dari ;Kapita Selecta Kedokteran,
Jilid I, Ed. Ketiga, 1999 dan Nasrul Effendy, Asuhan Keperawatan Keluarga,
1999.
3. Fokus Intervensi
a.
Fokus Intervensi Individu
Diagnosa 1 : Resiko terhadap ketidakefektifan
penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
Intervensi :
1)
Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang
menghalangi.
2)
Bangun rasa percaya dan kekuatan.
3)
Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.
4)
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
5)
Tingkatkan sikap positif keikutsertaan individu dan
keluarga.
6)
Jelaskan dan bicarakan :
a)
Proses penyakit
b)
Aturan pengobatan
c)
Perubahan gaya
hidup yang diperlukan
d)
Metode untuk memantau kondisi
7)
Jelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan kebutuhan belajar akan
membutuhkan waktu untuk integrasi.
8)
Identifikasi rujukan atau layanan komunitas yang
diperlukan untuk tindak lanjut.
Diagnosa 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Intervensi :
1)
Pertahankan tirah baring selama fase akut.
2)
Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan
sakit kepala.
3)
Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang
dapat meningkatkan rasa sakit kepala, misalnya mengejan.
4)
Bantu pasien untuk ambulasi sesuai kebutuhan.
b.
Fokus Intervensi pada keluarga
Berikut ini intervensi keperawatan keluarga yang
dilakukan pada masalah hipertensi sesuai dengan 5 tugas keluarga :
1)
Mengenal masalah kesehatan
Intervensi :
a)
Gali pengetahuan keluarga tentang hipertensi
b)
Jelaskan pada keluarga tentang pengertian hipertensi
c)
Jelaskan pada keluarga mengenai macam-macam penyebab
hipertensi
d)
Jelaskan pada keluarga tanda dan gejala hipertensi
2)
Mengambil
keputusan mengenai tindakan yang tepat
Intervensi :
a)
Jelaskan akibat-akibat bila hipertensi tidak ditangani
dengan tepat
b)
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat
guna menangani hipertensi
c)
Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga
3)
Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
a)
Jelaskan pada keluarga tentang perawatan hipertensi
b)
Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional untuk
hipertensi
c)
Beri kesempatan keluarga untuk mendemonstrasikannya
d)
Beri reinforcement atas ketrampilan keluarga
4)
Memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
Intervensi :
Jelaskan
tentang pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan keluarga di rumah
5)
Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Intervensi :
a)
Jelaskan pada keluarga mengenai tempat pelayanan
kesehatan yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi
b)
Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat fasilitas
kesehatan
c)
Beri reinforcement (+) atas minat keluarga.
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
Dalam bab ini penulis akan memberikan gambaran asuhan keperawatan
keluarga yang telah dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 12 – 14 Juli 2003
di RT 18 RW V Desa Kambangan, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal dan dilakukan melalui pendekatan proses
keperawatan.
GAMBARAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn.
T dengan kepala keluarga Tn. T sendiri, berumur 60 tahun, pekerjaan tani dan pendidikan terakhir adalah SR.
Anggota keluarga terdiri dari 3 orang yaitu Ny. M.
berumur 55 tahun, sebagai istri. An. K
berumur 17 tahun, sebagai anak hanya lulsan MTs, pekerjaan sehari-hari membantu
ibu berjualan di rumah.
Tipe keluarga Tn.T adalah keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Pekerjaan Tn.T sebagai petani penggarap sawah
sendiri, sedangkan Ny..M sebagai pedagang dan ibu rumah tangga. Pencari nafkah
adalah Tn. T dibantu oleh istrinya sebagai pedagang dan menyewakan peralatan
hajatan. Dengan penghasilan rata-rata Rp
800.000,-/bulan, serta pengeluaran rata-rata adalah Rp. 650.000,- sampai dengan
Rp. 700.000,-. Keluarga Tn.T memeluk agama Islam dan taat menjalankan ibadah,
rencananya tahun depan mau naik haji, dengan suku Jawa / Indonesia.
Tempat tinggal di Desa Kambangan RT 18 RW V Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten
Tegal. Anggota keluarga Tn. T yang tinggal serumah antara lain Ny. M dengan
usia 55 tahun, An. K usia 17 tahun sebagai anak pekerjaannya membantu ibu
berjualan di rumah (warung), sedang anak-anak yang lain (Sdr M dan Sdr G)
sedang kuliah di Jakarta. Tn. T merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara, 2
kakak laki-lakinya sudah meninggal, yang tinggal hanya kakak perempuan
pertamanya. Orangtua Tn. T khususnya bapak sudah meninggal dunia sedangkan
ibunya masih hidup dan dalam keadaan sehat. Ibu Tn. T tinggal bersebelahan
dengan keluarga Tn. T. Sedang Ny. M merupakan anak pertama dari 6 bersaudara,
saat ini dalam keadaan sehat, Orangtua
Ny. M khususnya bapak sudah
meninggal dunia juga sedangkan ibunya masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Hubungan rumah tangga mereka dengan dengan orantua masing-masing harmonis. Ny.
M selain sebagai ibu rumah tangga juga membantu suaminya mencari nafkah yaitu
dengan berjualan di rumah (warung). Ia lulusan sekolah rakyat dan pengetahuan
tentang kesehatan masih kurang. Penentu keuangan dalam keluarga Tn. T adalah
Tn. T sendiri.
Aktifitas rekreasi keluarga adalah dengan mendengarkan
radio,serta berkumpul bersama sambil
menonton TV di ruang keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah melepas anak
ke masyarakat. Sedang tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah ,
membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
Dalam keluarga Tn. T tidak ada riwayat penyakit menular
ataupun penyakit kronis, sedang dari Ny. S ibunya punya riwayat penyakit
hipertensi. Saat dilakukan pengkajian Tn. T dalam keadaan sehat, ia dapat
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami gangguan yang berarti. Namun Ny.
M saat pengkajian dalam keadaan kurang sehat/sakit, Ny. M mengatakan kepala
terasa pusing, kuduk terasa cengeng/nyeri, penglihatan kadang-kadang kurang
jelas. Dari hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 160/95 mmHg, nadi
88x/menit, suhu 365 C, pernafasan 22x/menit dan berat badan 85 kg.
An. K dalam keadaan sehat dan menjalankan aktifitas membantu ibu di warung
tanpa mengalami gangguan.
Dari hasil observasi keadan lingkungan rumah Tn. T
diketahui keadaan rumah sudah permanen, berdinding bata, luas rumah kurang
lebih 5 x 11 meter, lantai terbuat dari plester, ruang tamu cukup ventilasi,
kamar tidur tidak ada jendela sehingga tidak ada sinar matahari yang masuk,
ruang dapur dapur cukup ventilasi, kebiasaan BAB menggunakan lubang yang
disalurkan ke sungai yang berada di sebelah rumah. Lingkungan rumah sekitar
cukup bersih, pembuangan sampah dengan cara dibakar.
Hubungan keluarga tampak harmonis terlihat dari cara
berkomunikasi antar anggota keluarga, hubungan keluarga Tn. T dengan tetangga
juga baik, hal itu tampak dari kebiasaan tetangga sering berkumpul de teras
rumah keluarga Tn. T sambil ngobrol. Keluarga Tn. T adalah pemeluk agama Islam
yang taat menjalankan ibadah yaitu sholat 5 waktu, Tn. T aktif mengikuti
kegiatan di Rtnya yaitu kumpulan RT, arisan serta pengajian Bapak-bapak. Sedang Ny.
M aktif mengikuti jamiah seminggu 2 kali. Untuk bahasa sehari – hari
menggunakan bahasa Jawa ngoko dengan dialek Tegal. Keluarga Tn. T mampu dan lancar menggunakan
Bahasa Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn. T tidak
menghadapi strssor yang berat walaupun Ny. M menderita hipertensi, namun Tn. T
menganggap sakit biasa, kecuali sudah dirasakan sangat sakit atau mengganggu
aktifitas maka segera berobat. Hal itu terlihat dari Ny. M yang mempunyai
tekanan darah 160/95 mmHg tetapi hanya menganggap sakit biasa dan tidak minum
obat serta tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan yang ada. Apabila
rasa sakit itu sudah tidak bisa ditahan atau kurang enak badan, ia baru
istirahat dengan mengurangi aktifitas.
Keluarga Tn. T berharap dengan kedatangan petugas
kesehatan (penulis) dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan serta penyakit
Ny. M akan berkurang ataupun lebih ringan.
Dari gambaran kasus di atas dapat dirumuskan diagnosa keperawatan. Berikut ini akan
diuraikan tindakan yang telah dilakukan beserta evaluasi hasil dari tiap
diagnosa keperawatan yang ditemukan dan rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan, sedangkan proses keperawatan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
1.
Diagnosa Keperawatan 1
Resiko terjadinya serangan ulang
pada Ny. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang
sakit.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kenaikan tekanan darah diatas
140/90 mmHg.
Tujuan Khusus 1: Setelah dilakukan
tindakan atau pertemuan selama 25 menit keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan.
Implementasi :1) Menggali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi.
2)
Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan
hipertensi. 3) Mendiskusikan cara pencegahan hipertensi. 4) Memberi kesempatan
pada keluarga untuk mengelompokkan makanan yang tidak boleh/dikurangi.
5)
Mengulangi penjelasan yang telah disampaikan.
Evaluasi: 1) Keluarga Tn. T mengatakan
sudah mengerti tentang hipertensi,
2)
Keluarga Tn T sudah tahu tentang tanda
dan gejala serta pencegahan dari hipertensi , 3) Keluarga Tn T mampu
menyebutkan jenis makanan yang tidak boleh/dikurangi, 5) Keluarga Tn. T
mengatakan sudah jelas dengan materi yang disampaikan oleh penulis. Rencana tindak lanjut : melakukan
kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 2 : Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama
25 menit
diharapkan keluarga mampu mengambil
keputusan mengenai tindakan yang
tepat.
Implementasi : 1) Menjelaskan pada
keluarga komplikasi dari penyakit
hipertensi, 2) Mendiskusikan cara pengolahan makanan untuk penderita
hipertensi, 3) Memberikan bimbingan cara pengolahan makanan, 4) Memberikan
pujian pada keluarga atas keputusan yang diambil.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T dapat
menjelaskan kembali tentang komplikasi dari
hipertensi, 2) Keluarga Tn. T mampu menyebutkan cara pengolahan makanan
bagi penderita hipertensi. Rencana
tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 3 : Setelah dilakukan
tindakan perawatanatau pertemuan selama 25 menit keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit.
Implementasi : 1) Menggali pengetahuan
keluarga tentang perawatan hipertensi, 2) Membimbing keluarga Tn. T tentang pencegahan dan
perawatan hipertensi,
3)
Memberikan pujian pada keluarga Tn. T atas cara perawatan yang diambil, 4)
Mengulangi penjelasan cara perawatan hipertensi.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T dapat
menjelaskan kembali tentang perawatan hipertensi dengan di bantu oleh penyuluh,
2) Keluarga Tn. T mampu menyebutkan cara
pencegahan dan perawatan hipertensi, 3) Keluarga Tn. T mengatakan penjelasan
yang disampaikan cukup jelas. Rencana
tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 4 : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan atau pertemuan 20 menit diharapkan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan.
Implementasi : 1) Menjelaskan cara
membuat obat tradisional hipertensi, 2) Mendemonstrasikan pembuatan obat
tradisional, 3) Memberi kesempatan pada keluarga TN. T untuk redemonstrasi
pembuatan obat tradisional, 4) Memberikan pujian atas redemonstrasi yang
dilakukan.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T mampu
menyebutkan cara membuat obat tradisional, 2) Ny M mampu mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional.
Rencana tindak lanjut : melakukan
kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 5 : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan atau pertemuan selama 20 menit diharapkan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Implementasi: 1) Menjelaskan pada
keluarga berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat didunakan, 2)
Menanyakan pada keluarga Tn. T fasilitas kesehatan yang akan digunakan, 3)
Memberikan dorongan untuk mengunjungi pelayanan kesehatan terdekat.
Evaluasi: 1) Keluarga Tn. Tmampu menyebutkan
jenis fasilitas pelayanan kesehatan, 2) Keluarga Tn. T mengatakan mau mengunjungi Puskesmas untuk
mengobati sakitnya. Rencana tindak
lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Tujuan Umum : Setelah dilakukan
tindakan asuhan keperawatan atau penyuluhan , diharapkan nyeri berkurang sampai
dengan hilang.
Tujuan Khusus 1 : Setelah dilakukan
tindakan atau pertemuan sebanyak 2 x diharapkan keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan.
Implementasi : 1) Menanyakan pada
keluarga tentang relaksasi, 2) Mendiskusikan cara menangani nyeri, 3) Memberi penyuluhan
tentang relaksasi, 4) Melakukan demonstrasi relaksasi, 5) Memberikan keempatan
pada keluarga Tn. T untuk redemonstrasi relaksasi, 6) Memberi pujian untuk
tindakan yang benar.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T sudah tahu
tentang relaksasi, 2) Keluarga Tn. T mampu melakukan relaksasi. Rencana tindak lanjut : melakukan
kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 2 : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan atau penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan
keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat.
Implementasi : 1) Menjelaskan pada
keluarga Tn. T tentang penyebab nyeri, 2) Mendiskusikan dengan keluarga Tn. T
untuk mengurangi nyeri, 3) Memberikan bimbingan untuk mengurangi nyeri, 4)
Memberikan pujian atas keputusan yang diambil.
Evaluasi : 1) Keluarga Tn. T mampu
menyebutkan penyebab nyeri, 2) Keluarga Tn. T mampu mengambil keputusan untuk
mengurangi nyeri. Rencana tindak lanjut
: melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 3 : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan atau kunjungan rumah selama 25 menit diharapkan keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Implementasi : 1) Menjelaskan tentang
akibat nyeri, 2) Memberikan pujian untuk tindakan yang benar, 3) Mengulangi
penjelasan agar lebih jelas lagi.
Evaluasi : 1) Keluarga mampu
menyebutkan akibat nyeri yang berkelanjutan. Rencana tindak lanjut : melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 4 :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan atau penyuluhan kesehatan sebanyak 2 x kunjungan diharapkan
keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Implementasi : 1) Memberikan kesempatan pada Ny. M untuk
melakukan relaksasi, 2) Mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional, 3)
Memberikan kesempatan pada Ny. M untuk membuat obat tradisional, 4)
Mempersilakan pada Ny. M untuk minum obat yang telah di buat.
Evaluasi : 1) Keluarga mampu melakukan
relaksasi, 2) Keluarga mampu membuat obat tradisional, 3) Ny. M mau minum obat
tradisional. Rencana tindak lanjut :
melakukan kunjungan rumah tak terduga.
Tujuan Khusus 5 :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan selama 25 menit diharapkan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi : 1) Menjelaskan pada
keluarga Tn. T tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan, 2)
Menanyakan pada keluarga Tn. T fasilitas mana yang akan digunakan, 3)
Memberikan dorongan untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan yang
terdekat.
Evaluasi : 1) Keluarga dapat mengerti
fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan, 2) Keluarga Tn. T mengatakan akan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada bila ada yang mengalami gangguan kesehatan, 3) Ny.M mau mengunjungi
Puskesmas. Rencana tindak lanjut :
melakukan kunjungan rumah tak terduga.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan
mencoba memibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendokumentasian,
kesenjangan, dan masalah-masalah yang perlu dibahas dihubungkan dengan teori
yang ada melalui pendekatan proses keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan yang
telah penulis laksanakan dengan menggunakan proses keperawatan secara
komprehensif pada keluarga Tn. T dengan Hipertensi , yang telah dilakukan
selama 3 hari dari tanggal 10 – 12 Juli 2003, di Desa Kambangan RT 18 RW V
Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
Dalam pelaksanaanya asuhan
keperawatan keluarga inipenulis memerlukan waktu untuk pendekatan dengan
keluarga, yaitu mulai tanggal 7 – 9 Juli 2003. Hal ini penting karena untuk
membina hubungan saling percaya, yaitu dengan melakukan perkenalan dan
penjelasan maksud serta tujuan kunjungan.
Melalui perawatan kesehatan
keluarga yang berfokus pada peningkatan,
perawatan diri (self – care), pendidikan kesehatan dan konseling
keluarga, serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan
bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan
keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat deraja
kesehatan dari setiap anggota keluarga (Friedman 1998, hal ; 6).
Pengkajian dilakukan dengan
wawancara, observasi serta pemeriksaan fisik anggota keluarga. Dari data yang
terkumpul kemudian di buat suatu analisa,
identifikasi masalah,
memprioritaskan masalah, membuat
diagnosa keperawatan, membuat skoring
serta langkah selanjutnya adalah merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasinya.
A. Diagnosa Keperawatan I
Resiko terjadinya serangan ulang pada Ny. M
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Berdasarkan teori diterangkan bahwa resiko adalah
diagnosa yang menggambarkan penilaian klinis di mana individu atau kelompok
lebih rentan untuk merngalami masalah ketimbang orang lain dalam situasi yang
sama atau serupa (Carpenito, 2001).
Penulis menyadari bahwa diagnosa diatas kurang tepat,
diagnosa yang tepat adalah Penatalaksanaaan program terapeutik tak efektif pada
Ny. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit (Carpenito, 2001). Maksud dari ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik : suatu pola dimana individu mengalami atau beresiko tinggi untuk
mengalami kesukaran berintegrasi ke dalam suatu program kehidupan sehari-hari
untuk pengobatan penyakit dan penurunan
situasi beresiko (Carpenito, 2001).
Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena saat dilakukan pengkajian Ny.
M menyatakan kepala nyeri, pandangan kabur, kuduk terasa sakit/nyeri, tekanan
darah 160/95 mmHg.
Penyebab yang ditampilkan yaitu “Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Sebab dari hasil
pengkajian didapatkan data Ny. M mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit pada
tahun 2000 dengan tekanan darah 190/100 mmHg, sekarang Ny. M mengatakan makan
tiap hari bebas tidak ada diet yang benar, Ny. M tidak berobat secara rutin,
Ny. M tidak minum obat. Disamping itu keluarga hanya tahu kalu hipertensi itu
tekanan darah diatas 200 serta keluarga menganggap jika penyakit hipertensi
sudah dirawat di Rumah Sakit dan pulang dalam keadaan sembuh maka penyakit itu
tidak akan berulang kembali.
Dengan diangkatnya diagnosa tersebut diharapkan
keluarga Tn. T mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Diagnosa
ini menempati prioritas utama karena didasarkan pada skore dan menonjolnya
masalah pada keluarga Tn. T, skore untuk diagnosa ini adalah 3 5/6, juga karena keluarga menganggap bahwa
masalahnya harus segera ditangani. Serta keluarga ingin mengetahui atau
mengenal lebih jauh tentang hipertensi dan cara perawatannya.
Berdasarkan masalah yang ada di susun rencana tindakan
keperawatan yaitu melalui pendidikan kesehatan. Karena pendidikan kesehatan
merupakan salah satu fokus dalam perawatan kesehatan keluarga disamping peningkatan
perawatan diri dan konseling keluarga, serta upaya-upaua yang berarti dapat
mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh,
yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari setiap
anggota keluarga (Friedman, 1998 ; 6). Pendidikan kesehatan itu berupa
penyuluhan mengenai pengertian hipertensi, penyebab tanda dan gejala, akibat
jika hipertensi tidak ditangani,
perawatan hipertensi dengan leaflet dan lembar balik serta
demonstrasi pembuatan obat tradisional
juga penjelasan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada beserta rasionalnya.
Melalui penyuluhan tersebut di atas penulis berharap
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang masalah hipertensi serta dapat
meningkatkan psikomotor dan afektif dalam melaksanakan 5 tugas keluarga.
Dari diagnosa di atas penulis menentukan tujuan jangka
panjang yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi serangan
ulang.
Adapun uraian pelaksanaan tindakan keperawatan yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit
keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan.
Intervensinya :
1)
Gali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi.
Rasional :
persepsi yang salah dapat menghambat program
pengobatan .
2)
Jelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala hipertensi.
Rasional :
keluarga dapat meningkatkan
pengetahuan tentang
pengertian, penyebab , tanda dan gejala dari hipertensi.
3)
Jelaskan cara pencegahan hipertensi
Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan
hipertensi
4)
Beri kesempatan pada keluarga untuk mengelompokkan
makanan yang tidak boleh/dikurangi.
Rasional : makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak akan
memperberat hipertensi.
5)
Bimbing keluarga mengulangi penjelasan.
Rasional : mempermudah untuk mengulangi penjelasan.
6)
Beri pujian pada keluarga atas jawaban yang benar..
Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi pada keluarga
b.
Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 20
menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat.
Intervensinya :
1)
Jelaskan pada keluarga akibat lanjut dari hipertensi.
Rasional :
keluarga mengetahui akibat lanjut hipertensi bila tidak
ditangani.
2)
Bimbing keluarga untuk mencegah serangan.
Rasional : dengan membimbing keluarga diharapkan tidak terjadi serangan
ulang.
3)
Beri pujian atas keputusan yang diambil.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas
keputusan yang diambil dalam mencegah hipertensi.
4)
Diskusikan bersama keluarga cara pengolahan makanan
untuk penderita hipertensi.
Rasional : memberikan pengetahuan pengolahan makanan dimana keluarga
membuat pertimbangan dalam mengolah makanan untuk penderita hipertensi.
5)
Ulangi penjelasan yang telah disampaikan.
Rasional : mempermudah untuk mengingat
penjelasan.
c.
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 25 menit
diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensinya :
1)
Jelaskan akibat lanjut hipertensi.
Rasional :
dengan menjelaskan akibat lanjut, keluarga mampu menanggulangi
hipertensi secara dini.
2)
Bimbing keluarga untuk melakukan pencegahan dan
perawatan hipertensi.
Rasional
: keluarga mengetahui dan memahami
perawatan
hipertensi
dengan benar.
3)
Beri pujian atas keputusan perawatan yang diambil.
Rasional : memberikan
penghargaan dan motivasi pada keluarga atas perawatan yang dilakukan.
4)
Ulangi penjelasan bila ada yang kurang jelas.
Rasional : mempermudah
untuk mengingat dan melakukannya.
d.
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 30 menit
diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan.
Intervensinya :
1)
Jelaskan cara membuat obat tradisional.
Rasional : untuk mengetahui cara pembuatan obat tradisional hipertensi.
2)
Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional.
Rasional : keluarga melihat secara langsung pembuatan
obat
tradisional.
3)
Beri kesempatan untuk melakukan redemonstrasi pembuatan
obat tradisional
Rasional : keluarga
dapat melakukan pembuatan obat tradisional sendiri.
4)
Beri pujian atas redemonstrasi.
Rasional : memberikan
penghargaan dan motivasi terhadap keluarga atas tindakan yang telah dilakukan.
e.
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 20 menit
diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Intervensinya :
1)
Jelaskan pada keluarga Tn. T fasilitas kesehatan yang
dapat dimanfaatkan.
Rasional :
keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan yang sesuai
dengan pilihannya.
2)
Tanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan
digunakan apabila ada keluarga yang sakit.
Rasional :
untuk mengetahui respon keluarga apabila ada keluarga
yang sakit.
3)
Anjurkan untuk mengunjungi tempat pelayanan kesehatan
bila sakit.
Rasional :
keluarga dapat mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada.
Dalam pelaksanaan inplementasi selama 3 hari khususnya
tentang penyuluhan kesehatan dijumpai beberapa faktor penghambat yaitu latar
belakang pendidikan keluarga terutama Tn. T dan Ny. M berpendidikan SR, kurang
mengerti istilah-istilah kesehatan, sehingga materi yang diberikan haris
memakai bahasa daerah Tegalan. Serta harus mengulang penjelasan sampai 2 kali
dengan menampilkan gambar-gambar untuk lebih mudah dimengerti oleh keluarga
termasuk juga sulitnya mendapatkan benda asli untuk peragaan.
Sedangkan faktor pendukung dari pelaksanaan penyuluhan
adalah dari sikap keluarga yang terbuka dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Di
samping itu juga keluarga mempunyai motivasi yang baik untuk dapat merawata
anggota keluarga yang sakit, sehingga dalam setiap pertemuan keluarga selalu
hadir walaupun harus meninggalkan pekerjaan di sawah.
Tindakan atau intervensi umum yang bisa digunakan
dalam mengatani masalah keluarga adalah dengan penyuluhan, konseling,
konsultasi dan kontrak. Partisipasi keluarga, manajemen kasus dan kolaborasi.
(Friedman, 1998 ; 405 – 501). Dalam intervensi pada keluarga Tn. T penulis
menggunakan metode penyuluhan dengan ceramah, diskusi dan demonstrasi serta
bekerjasama/berkolaborasi dengan perawat kesehatan masyarakat Puskesmas
Kambangan.
Penulis menggunakan metode ceramah karena metode ini
mudah digunakan dapat diterima oleh sasaran yang tidak bisa membaca dan mudah
mengorganisasinya. Metode diskusi digunakan penulis untuk memperluas pandangan
tiap peserta dan memungkinkan peserta dapat mengungkapkan pendapat ataupun
pertanyaan serta membuat topik menjadi menarik. Metode demonstrasi digunakan
untuk memudahkan penjelasan dan membantu sasaran untuk lebih memahami materi
serta untuk memberikan ketrampilan pada sasaran (Nasrul Effendy, 1998 ; 232 –
243)
Untuk lebih meningkatkan pemahaman keluarga terhadap
materi yang disampaikan penulis menggunakan gambar yang apresiasf. Selain itu
penulis juga menggunakan bahan-bahan / contoh asli.
Evaluasi jangka pendek dari diagnosa keperawatan
keluarga ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan atau pertemuan
keluarga Tn. T mampu menyebutkan definisi, penyebab dan tanda-tanda hipertensi
serta keluarga mengatakan sekarang sudah mengerti tentang penyakit hipertensi.
Bahkan keluarga sudah mulai melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
terkena hipertensi. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa tujuan sudah
teratasi sebagian.
B. Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Berdasarkan teori yang ada pada kasus hipertensi
muncul gangguan rasa nyaman nyeri, didasarkan atas adanya resistensi pembuluh
otak yang meningkat menimbulkan nyeri kepala hal ini mengakibatkan gangguan
rasa nyaman.
Diagnosa keperawatan
gangguan rasa nyaman nyeri adalah berhubungan dengan tekanan vaskular cerebral
akut atau sakit kepala (Doengoes ME, dkk, Alih bahasa I Made Karyasa, dkk
(2001), Rencana Asuhan Keperawatan
(Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian), Edisi 3, EGC, Jakarta)
Nyeri yang dimaksudkan disini adalah nyeri kronik
karena nyeri timbul lebih dari enam bulan. Nyeri kronik adalah keadaan dimana
seorang individu mengalami nyeri yang menetap atau intermiten dan berlangsung
lebih dari enam bulan (Carpenito, 2001).
Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena saat
dilakukan pengkajian Ny. M mengatakan kepala nyeri, kuduk terasa sakit, tekanan
darah 160/90. Penyebab yang ditampilkan yaitu ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan. Sebab dari hasil pengkajian didapatkan Ny. M mengatakan
sakitnya sudah biasa dan akan hilang sendiri kalau istirahat, Ny. M tetap
bekerja dan beraktifitas seperti biasa tanpa memperdulikan rasa sakitnya.
Dengan diangkatnya diagnosa tersebut diharapkan
keluarga Tn. T mampu mengenal masalah kesehatan penyakit hipertensi. Alasan
diagnosa ini dijadikan prioritas kedua
adalah berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan skala
prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga, dimana diagnosa ini
mempunyai skor 3 2/3.
Berdasarkan masalah yang ada disusun rencana tindakan
keperawatan berupa penyuluhan kesehatan mengenai tehnik relaksasi, penyebab
nyeri, akibat nyeri serta pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Diagnosa ini mempunyai tujuan jangka panjang yaitu
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang sampai dengan
hilang. Adapun uraian pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut :
a.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau kunjungan
rumah sebanyak 2 x pertemuan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan.
Intervensinya :
1)
Gali pengetahuan keluarga tentang relaksasi.
Rasional : untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan keluarga
mengenai relaksasi.
2)
Diskusikan cara relaksasi.
Rasional : memberikan pengetahuan
dasar dimana keluarga dapat membuat pertimbangan dalam melakukan relaksasi.
3)
Beri penjelasan tentang relaksasi.
Rasional : memberikan informasi yang benar sehingga tahu tentang
relaksasi.
4)
Beri pujian tetang pendapat yang benar
Rasional : merupakan penghargaan dan motivasi pada keluarga.
5)
Demonstrasikan tekhnik relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
6)
Beri kesempatan redemonstrasi relaksasi.
Rasional : dapat melakukan relaksasi tanpa bantuan.
b.
Setelah dilakukan tindakan atau pertemuan selama 20
menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat.
Intervensinya :
1)
Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : keluarga tahu penyebab nyeri sehingga tidak salah dalam
menangani atau mengobati nyeri.
2)
Bimbing keluarga untuk mengurangi nyeri.
Rasional : keluarga mampu mengurangi / menanggulangi nyeri.
3)
Diskusikan cara mengurangi nyeri
Rasional : keluarga membbuat pertimbangan untuk mengatasi nyeri.
4)
Beri pujian atas keputusan yang diambil
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas
keputusan yang diambil.
c.
Setelah dilakukan tindakan perawatan atau pertemuan
selama 25 menit diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensinya :
1)
Jelaskan tentang akibat nyeri
Rasional : keluarga mampu menangani nyeri sedini mungkin.
2)
Beri pujian untuk tindakan yang benar.
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas
tindakan yang benar.
3)
Ulangi penjelasan yang kurang dimengerti.
Rasional : keluarga mengerti betul akibat nyeri.
d.
Setelah dilakukan tindakan perawatan/ kunjungan rumah
selama 20 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
mengurangi nyeri.
Intervensinya :
1)
Diskusikan cara relaksasi
Rasional : keluarga membuat pertimbangan untuk melakukan cara relaksasi.
2)
Demonstrasikan relaksasi
Rasional : melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
3)
Beri kesempatan untuk redemonstrasi
Rasional : keluarga dapat melakukan relaksasi.
4)
Beri pujian atas tindakan yang dilkukan
Rasional : memberikan penghargaan dan motivasi pada keluarga atas
tindakan yang benar.
e.
Setelah dilakukan tindakan perawatan atau pertemuan
selam 25 menit diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Intervensinya :
1)
Jelaskan pada keluarga tempat–tempat pelayanan
kesehatan yang dapat digunakan.
Rasional : untuk mengarahkan keluarga ke mana harus membawa
anggota
keluarganya yang sakit.
2)
Tanyakan fasilitas kesehatan mana yang akan digunakan
keluarga kaitannya dengan sakit yang di derita anggota keluarganya.
Rasional : untuk mengetahui respon keluarga tentang adanya fasilitas
kesehatan yang ada.
3)
Anjurkan pada keluarga untuk mengunjunginya.
Rasional : keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.
Dari hasil evaluasi tindakan selama 3 hari didapatkan
data bahwa keluarga mengerti penjelasan mengenai pengertian, penyebab, tanda
dan gejala hipertensi serta perawatan hipertensi juga hal lainnya. Bahkan Ny.
M sudah mulai mengurangi makan, makanan yang mengandung kolestrol, dengan
demikian penulis menyimpulkan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan baik.
Dari semua diagnosa yang ditegakkan penulis,
sebenarnya masih terdapat diagnosa yang mungkin muncul yaitu “resiko tinggi
perubahan perfusi jaringan” karena Ny. M pernah mengalami tekanan darah yang
lebih dari 180 mmHg. Namun penulis menyadari karena kurang mendalamnya
pengkajian serta mempertimbangkan keadaan dan ketentuan dari akademik. Di
sampimg itu juga agar penulis lebih terfokus pada permasalahan di dalam
pendokumentasiannya.
Dalam melakukan implementasi / tindakan keperawatan
terdapat banyak faktor kelemahan baik di dalam diri penulis maupun keluarga.
Dalam hal ini berkaitan dengan kasus
yang ada yaitu mempertahankan suatu pola
tingkah laku karena kebiasaan yang melekat pada keluarga dan diri penulis
sendiri. Untuk kekuatan di dalam pelaksanaan intervensi pada diri keluarga
telah ada perubahan yang baik dengan evaluasi : keluarga mau menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas kesehatan (posyandu lansia) guna memeriksakan
kesehatannya secara teratur.
BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dari hasil asuhan keperawatan
keluarga yang telah dilaksanakan penulis ingin menyampaikan beberapa saran dan
rekomendasi yang penulis temukan selama melaksanakan asuhan keperawatan sebagai
berikut :
1.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dengan
penyakit hipertensi hendaknya dijelaskan
bahwa selain obat juga disertai dengan pengaturan pola makan juga diet rendah
garam dan rendah lemak.
2.
Pada penderita hipertensi hendaknya ditekankan untuk
memeriksakan tekanan darahnya seminggu sekali ke tempat pelayanan kesehatan
(Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit ataupun Bidan) sehingga tekanan darah dapat
terkontrol.
3.
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga hendaknya
menggunakan komunikasi yang dimengerti yaitu dengan menggunakan bahasa daerah
setempat / digunakan oleh keluarga.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI PADA USIA PERTENGAHAN
KASUS
Bp. A (60 th) tinggal
dengan istrinya Ibu N (57 th). Anak pertamanya telah menikah dan tinggal dengan
istri beserta 2 orang anaknya yang masih sekolah SD. Saat kunjungan ke rumah
Bp. A, perawat Nunuk menemukan data bahwa TD Bp. A adalah 190/100 mmHg. Namun,
Bp. A mengatakan tidak merasakan kepalanya pusing.
1.
Cari dan uraikan konsep yang terkait dengan kasus di
atas
2.
Buatlah askep keluarga dengan mengembangkan kasus di
atas( Pengkajian sampai dengan rencana intervensi )!
I.
PENGKAJIAN
A. Data Umum
Nama
KK : Tn. A
Umur : 60 Tahun
Alamat : Ds. Sukadana RT 05 RW II
Kendal
Pekerjaan
KK : Petani
Pendidikan : SR
Komposisi
Keluarga
No
|
Nama
|
Hub.dg KK
|
Umur
|
L/P
|
Status perkawinan
|
Pendidikan
|
pekerjaan
|
Keterangan imunisasi
|
1
|
Ny. N
|
Istri
|
57 th
|
P
|
Kawin
|
SR
|
IRT
|
_
|
Tipe
Keluarga : Nuklear Family ( Keluarga inti )
Genogram
:
Kakek Tn.A meninggal
Nenek Tn.A meninggal
Ayah
Tn A,80Th Ibu Tn.A
meninggal( stroke )
Adik Tn.A
50Th.Stroke
Klien, Tn.A 60Th Ht Ny.
N 57 th
Keterangan : : laki-laki : klien
:
Perempuan :
meninggal
Suku Bangsa : Semua
anggota keluarga berasal dari suku Jawa,dengan kultur budaya Jawa.Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa “ngoko
halus”. Tidak ada pantangan dalam makanan atau hal-hal yang lain asalkan tidak
bertentangan dengan budaya dan agama.
Hanya saja terkadang apabila Ny. N sakit sering pergi ke orang pintar ( dukun )
Agama : semua anggota keluarga
beragama Islam, taat menjalankan sholat. Sholat dilakukan dengan berjamaah dan
selalu membaca Al Qur’an setelah sholat. Tiap malam selalu sholat tahajud. Tahun
ini rencana mau naik Haji. Menurut keluarga Tn.A, Daging babi tidak boleh dimakan.
Status Sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.A termasuk keluarga
dengan ekonomi menengah ke atas.Hasil keuntungan toko 500ribu perbulan. Hasil
pertanian jika panen bisa mencapai 10juta terutama apabila musim tembakau.
Biaya makan tiap hari 30ribu, listrik
80ribu. Dengan perabot rumah yaitu TV 24 inci, kulkas 2 pintu, sofa, dispenser,
kompor gas, radio, sepeda dll.
Selain itu menyewakan
barang-barang untuk hajatan.
Aktivitas rekreasi keluarga : Kelurga Tn
A beraktivitas rekreasi dengan menonton Tv dan mendengarkan radio. Sambil bercengkrama. Dan tidak pernah pergi ke
tempat rekrasi atau jalan-jalan ke Mall.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan keluarga
saat ini :
Tahap perkembangan Tn. A untuk saat ini
berada pada tahap perkembangan keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan kelurga
yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan keluarga
pada usia pertengahan yang belum terpenuhi adalah belum dapat memodifikasi
lingkungan kesehatan.ini dapat diketahui dari pernyataan Tn. A bahwa Tn.A suka makan asin dan
berlemak.
Riwayat keluarga inti :
Dalam keluarga Tn. A, Tn. A menderita
hipertensi 190/100 mmHg tapi tidak merasakan pusing ataupun keluhan lainnya. Tn. A jarang melakukan kontrol ke pelayanan
kesehatan dan belum pernah opname di Rumah Sakit. Ny. N tidak mempunyai riwayat
kesehatan yang bermasalah.
Riwayat Kesehatan
Sebelumnya;
Ayah dari Tn. A menderita penyakit hipertensi dan adik
dari Tn . A yang berumur 55 th menderita
stroke. Dalam keluarga Tn. A tidak ada
yang mempunyai penyakit menular.
C. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Jenis bangunan rumah Tn. A bersifat permanent
dengan ukuran 11 x 5 m2, dengan lantai
keramik yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 tempat
sholatdan ruang makan serta 1 ruang keluarga. Dan mempunyai toko yang terletak
di samping rimah dengan ukuran 3 x 5 m2. Ventilasi rumah baik dengan 1jendela
tiap ruangan, kecuali ruang tamu mempunyai 2 jendela, kondisi rumah bersih dn
tertata rapi. Pembuangan sampah ada dibelakang rumah, kondisi air bening tidak
berbau. Setiap hari lantai disapu, kadang-kadang dipel.
Karakteristik tetangga dan
komunitas
|
|
KM
Lingkungan rumah Tn. A mayoritas sebagai
petani tiap pagi berangkat ke sawah dengan naik sepeda. Sedangkan transportasi
yang berada di desa Tn. A adalah angutan pedesaan.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.
A belum pernah berpindah tempat, apabila ada anggota keluarga yang sakit
menggunakan transportasi sepeda motor atau angkutan untuk mencapai tempat
pelayanan kesehatan.
Perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat
Dalam keluarga Tn A sering
dikunjungi oleh anaknya. Dan kesempatan ini digunakan oleh keluarga untuk
saking bercerita dan bersenda gurau. . Hubungan keluarga Tn. A dengan tetangga tampak baik dan harmonis.
Ny. N ikut dalam perkumpulan PKK RT setiap bulan sekali dan pengajian seminggu
sekali setiap hari kamis. Tn. A juga
ikut perkumpulan RT setiap bulan sekali serta aktif mengikuti Yasinan setiap
malam Jum’at.
System Pendukung Keluarga
Anggota keluarga Tn. A yang sehat adalah
Ny. N, apabila ada keluarga Tn.
A akan berobat dengan menggunakan sepeda motor, apabila ada salah satu anggota
keluarga yang sakit maka anggota yang lain memberikan dorongan atau
mengingatkan serta mengantar untuk berobat ke pelayanan kesehatan. Sedangkan
masyarakat menjenguk apabila ada anggota keluarga Tn. A yang sakit.
D. Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari
Tn. A dan
anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dengan komunikasi secara verbal. Dan
kalau ada masalah dimusyawarahkan. Setiap anggota keluarga menerima dan
menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tetapi pengambil keputusan adalah Tn. A selaku kepala
rumah tangga
Struktur Peran
Peran formal : Tn. A mampu menjalankan
perannya sebagai kepala keluarga, Ny. N juga mampu menjalankan perannya sebagai
Ibu rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, manager keuangan.dan membantu
mencari tambahan nafkah dengan menjaga toko.
Peran Informal :setiap anggota
keluarga berperan sebagai pendorong jika ada salah satu anggota keluarga yang
bermasalah, sebagai sahabat bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur
apabila ada anggota keluarga yang sedang bersedih.
Nilai atau norma kel;uarga
Nilai yang dianut keluarga
adalah saling menghormati antar anggota keluarga yang satu dengan yang lain,
mengormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny,
M semau anggota keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada
dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak terlihat
adanya konflik dalam nilai.
Keluarga Tn.
A mempunyai persepsi bahwa penyakitnya sudah biasa dan tidak dirasakan sehingga
jarang kontrol.
E. Fungsi Keluarga
Fungsi Affektif
Keluarga Tn.
A tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling menghargai dan
menghormati. Tn. A menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anaknya yang sudah
menikah.Sehingga menjadikan anaknya brhasil dalam pendidikannya dan bahagia
dalam rumah tangganya bersama istri dan anaknya.
Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota
keluarga tampak baik dimana anak dan
menantu beserta cucu-cucunya menjenguk Tn.
A sekeluarga. Tn.
A menerapkan disiplin yang tinggi pada anaknya baik disipil waktu maupun
disiplin dalam janji. Kluarga tn.A mengikuti adapt dan norma yang ada di
masyarakat.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Makan sehari 3 kali berupa
nasi, lauk pauk, sayuran, buah dan susu (4 sehat lima sempurna). Sedang pola istirahat pada
keluarga Tn.
A : Tn. A
tidur jam 23.00 dan bangun jam 04.00 serta tidak pernah tidur siang. Ny. N
tidur jam 23.00 bangun jam 04.30 dan tidak pernah tidur siang karena harus
menjaga toko.
Keluarga Tn.
A kurang mengenal masalah karena Tn. A sering makan yang asin dan berlemak
serta jarang control ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn. A belum dapat
mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan, hal ini bisa dilihat Tn.
A jarang Kontrol. Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke
pelayanan kesehatan.
Keluarga Tn. A kurang tahu
bagaimana memodifikasi lingkungan kaitannya dengan pola makan dalam keluarga
tersebut.
Keluarga Tn. A jarang
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas, dokter
swasta ataupun bidan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Tn. A satu, saat ini
sudah berkeluarga dan tinggal bersama istrinya. Dulu pada saat masa muda, setelah melahirkan
anak pertamanya Ny. N menggunakan KB suntik. Setelah 5 tahun brhenti
menggunakan KB.
Fungsi ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan makan,
keluarga Tn.
A sering makan makaan yang berlemak, walaupun diselingi denganmakanan yang
lain. Pakaian yang penting bersih, beli baju setahun sekali kalau mau lebaran. Keluarga Tn.
A mempunyai rumah sendiri.Apabila sakit Tn.
A jarang kontrol ke RS karena merasa bahwa penyakitnya merupakan hal yang
biasa.Sedangkan Ny.M apabila sakit pergi ke RS, tetapi lebih sering pergi ke
orang pintar ( dukun ) apabial telah berobat tidak sembuh.
F. Stress dan Koping Keluraga
Stresor jangka pendek dan
jangka panjang.
Stresor pendak : Yang menjadi
pemikiran keluarga saat ini adalah merasa ditinggal oleh anak satu-satunya.
Kadang merasa sepi dan sendiri apabila anak dan cucunya tidak datang
menjenguknya.
Stresor jangka panjang :
Bagaimana jika tiba-tiba meninggal tetapi tidak ada anak disampingnya.
Strategi koping yang di
gunakan
Apabila ada masalah di
selesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dan dicari jalan yang terbaik serta
tidak lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kemampuan keluarga
dalamberespon terhadap stressor
Keluarga tidak bisa apa-apa,
hanya bisa menuggu anak dan cucunya datang. Dan mengusir kesepiannya dengan
berjualan di toko untuk mengisi kesibukannya.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
|
Tn A
|
Ny. N
|
TD
|
190/100mmHg
|
120/80 mmHg
|
N
|
96x/mt
|
92x/mt
|
RR
|
20x/mt
|
24x/mt
|
BB/TB
|
60 kg/160 cm
|
55 kg/ 155cm
|
Rambut
|
Beruban, tidak ada ketombe
|
Beruban, tidak ada ketombe
|
Konjungtiva
|
Tidak anemi
|
Tidak anemi
|
Sklera
|
Tidak ikterik
|
Tidak ikterik
|
Hidung
|
Tidak ada secret, simetris
|
Tidak ada secret, simetris
|
Telinga
|
Tidak keluar seruman
|
Tidak kelaur serumen
|
Mulut
|
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
|
Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
|
Leher
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
|
Dada:
Paru
jantung
|
Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas
|
Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
|
Abdomen
|
Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan
|
Datar, ada bising usus 25x/mt, tidak nyeri tekan
|
Ekstremitas
|
Tidak edema, apabila berjalan tampak tertatih dan lambat
|
Tidak edema, berjalan agak trtatih dan lambat
|
Kulit
|
Bersih, sawo matang, tampak keriput dan kering
|
Bersih, sawo matang, tampak keriput dan kering
|
Turgor kulit
|
Cukup baik
|
Cukup Baik
|
Keluhan
|
Tidak ada keluhan
|
Tidak ada keluhan
|
H. Harapan Keluarga
Harapan keluarga Tn A pada
petugas kesehatan adalah Mendapatkan infornasi yang berguna bagi kesehatan
anggota keluarganya.
ANALISA DATA
data
|
Etiologi
|
problem
|
1.
Ds : Tn.
A mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan tidak merasakan keluhan
apa-apa.Keluarga merasa masalah ini merupakan hal yang biasa.
Do : TD = 190/100 mmHg,
N : 72 x/mt, RR : 20 x/mt,
S
: 37 C.
2.
Ds : Tn.
A mengatakan suka makanan yanga asin dan berlemak. Apabila kambuh keluarga
hanya memberikan obat gosok atau kerokan.
Jarang periksa ke Yan Kes
Do
: Makanan terasa asin
Tn.
A tidak mau minum obat dan tidak mau periksa , TD : 190/ 100 mmHg, RR : 20
x/mt, N : 72 x/mt
|
Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah
Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
|
Resiko gg. perfusi
jaringan
ketidak efektifan penatalaksanaan program
terapeutik.
|
II.
PERUMUSAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2.
Ketidak efektifan keluarga dalam penatalaksanaan
program terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota kelurga yang sakit.
Skoring
1.
Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
No
|
kriteria
|
skore
|
bobot
|
jumlah
|
total
|
pembenaran
|
1
2.
3.
4.
|
Sifat masalah :
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah
dapat diubah :Masalah mudah diubah
Potensi untuk dicegah
: cukup
Menonjolnya masalah :
Masalah tidak dirasakan
|
2
2
1
0
|
1
2
2
1
|
2/3 X 1
2/2 X 1
2/3 X 1
0/1 X 1
|
2/3
1
2/3
0
|
Apabila masalah yang
dialami Tn A berkelanjutan maka akan mengakibatkan suatu amsalah yang semakin
fatal yaitu stroke
Masalah dapat mudah
diubah karena dalam hal ini keluarga belum mengenal masalah dan jarang pergi
ke YanKes sehingga diharapkan dengan pendekatan yang baik dari petugas bisa
mengubah kebiasaan diet makanannya dan dengan bantuan peran serta anggota
keluarga
Masalah belum berat
walaupun Tn.A tidak merasakan keluhan apa-apa, tetapi TD Tn.A apabila tidak
mendapatkan tindakan akan
Membahayakan
Tn.A tidak merasakan
keluhan apa-apa.Dan keluarga menganggap masalah ini hal yang biasa
.
|
|
|
|
|
Jumlah
|
1 1/2
|
|
2.
Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program
terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan kelurga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
No
|
Kriteria
|
skor
|
bobot
|
Jumlah
|
total
|
pembenaran
|
1.
2.
3.
4
|
Sifat masalah: actual
Kemungkinan masalah
dapat diubah: sebagian
Potensial untuk
dicegah: cukup
Menonjolnya masalah tidak
dirasakan
|
3
1
2
0
|
1
2
1
1
|
3/3 X 1
1/2 X 2
2/3 X 1
0 X1
total
|
1
1
2/3
0
3 1/3
|
Masalah adalah actual
sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak
pada masalah lain (stroke)
Masalah dapat dicegah
untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar,
dalam merubah perilaku pemenuhan nutrisi, ada tenaga kesehatan
yang akan membina.
Masalah belum berat,
dan membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan keluarga
Tn.A menganggap
masalah
Anggapan keluarga,
bahwa masalah Ht ini adalah masalah yang biasa dan oleh Tn.A tidak dirasakan
|
Prioritas masalah keperawatan
1)
Ketidakefektifan keluarga dalam penatalaksanaan program
terapeutik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
2)
Resiko gg perfusi jaringan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
III.
PERENCANAAN
KEPERAWATAN KELUARGA
DP
|
Tujuan
|
kriteria
|
standar
|
intervensi
|
|
|
Jangka panjang
|
Jangka pendek
|
|
|
|
1ketidakefektifan
keluarga dlm penetalaksanaan program terapeutik b/d ketidakmampuan klrg dalam
merawat anggota keluarga yang sakit
|
Setelah dilakukan
tindakan perawatan selama 1 minggu pada keluarga Tn.A dapat melakukan
perawatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
|
Setelah dilakukan
pertemuan 1x 20 menit keluarga mampu::
mengenal masalah
tentang penyakit Ht:
1
Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian Ht
|
Respon verbal
|
Ht adalah Suatu
kenaikan TD yang diakibatkan oleh adanya peningkatan tekanan dalam perifer
|
1)
Beri kesempatan pada keluarga untuk menyebutkan
pengertian Ht
2)
Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
3)
Tanyakan kembali hal-hal yang telah didiskusikan
4)
Beri kesempatan keluarga untuk brtanya tentang
hal-hal yang belum diket.
5)
Beri kesempatan pada keluarga untuk menyebutkan
pengertian Ht
6)
Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
Tanyakan kembali
hal-hal
|
|
|
|
|
|
|
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
KONSEP KALUARGA USIA PERTENGAHAN
Keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pension atau
kematian salah satu pasangan
0 komentar:
Posting Komentar