MENINGITIS
A. PENGERTIAN
Menigitis
adalah radang umum pada sub araknoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri,
virus, riketsia atau prakozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis (Arif
Mansjur, 2000 hal 11).
Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua
lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang,
yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri
spesifik / non spesifik atau virus.
Meningitis
adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus,
bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis
adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column
yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita,
2001).
B.
ETIOLOGI
Meningitis
disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan
meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak,
infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas
bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.
Meningitis
Bakteri
Bakteri
yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza,
Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia
colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai
benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil,
monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan
lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan
otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan
pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan
menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
Meningitis
Virus
Tipe
dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan
oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok,
herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis
bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada
kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan
otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi
tergantung pada jenis sel yang terlibat.
C. MANIFESTASI
KLINIS
1. CHILDREN AND ADOLESCENT
Ø Sakitnya
tiba-tiba, adanya demam, sakit kepala, panas dingin, muntah, kejang-kejang
Ø Anak
menjadi irritable dan agitasi dan dapat
berkembang photopobia, delirium, halusinasi, tingkah laku yang agresif
atau mengantuk stupor dan koma
Ø Gejala
pada respiratory atau gastrointestinal
Ø Adanya
tahanan pada kepala jika difleksikan
Ø Kekakuan
pada leher (Nuchal Rigidity)
Ø Tanda
kernig dan brudzinki (+)
Ø Kulit
dingin dan sianosis
Ø Peteki/adannya
purpura pada kulit à infeksi meningococcus (meningo
cocsemia)
Ø Keluarnya
cairan dari telinga à meningitis peneumococal
Ø Congenital
dermal sinus à
infeksi E. Colli
2. INFANT AND CHILDREN
Ø Manifestasi
klinisnya biasanya tampak pada anak umur 3 bulan sampai 2 tahun
Ø Adanya
demam, nafsu makan menurun, muntah, iritabel, mudah lelah dan kejang-kejang,
dan menangis meraung-raung.
Ø Fontanel
menonjol
Ø Nuchal
Rigidity à
tanda-tanda brudzinki dan kernig dapat terjadi namun lambat
3. NEONATUS
Ø Sukar
untuk diketahui à manifestasinya tidak jelas dan tidak
spesifik
à ada kemiripan
dengan anak yang lebih tua, seperti:
§ Menolak
untuk makan
§ Kemampuan
menelan buruk
§ Muntah
dan kadang-kadang ada diare
§ Tonus
otot lemah, pergerakan melemah dan kekuatan menangis melemah
§ Hypothermia/demam,
joundice, iritabel, mengantuk, kejang-kejang, RR yang tidak teratur/apnoe,
sianosis dan kehilangan BB.
§ Ketegangan
, fontanel menonjol mungkin ada atau tidak
§ Leher
fleksibel
§ Kolaps
kardiovaskuler, kejang-kejang dan apnoe terjadi bila tidak diobati/ditangani
KOMPLIKASI
Ø Dapat
dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian terapi
antimikrobial dengan cepat.
Ø Bila
infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya penekatan
pada bagian yang sempit à
obstruksi cairan cerebrospinal à hydrocephalus
Ø Perubahan
yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses otak à
infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.
Ø Ketulian,
kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot yang lain
pada kepala dan leher à penyebaran infeksi pada daerah syaraf
cranial
Ø Kompl;ikasi
yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi : meningococcal sepsis atau
meningococcemia
Ø Syndrom
water haouse-Friderichsen
§ Overwhelming
septic shock
§ DIC
§ Perdarahan
§ Purpura
Ø SIADH,
subdural effusion, kejang-kejang, edema serebral, herniasi dan hydrocephalus.
Ø Komplikasi
post meningitis pada neonatus:
§ Ventriculitis
(yang menghasilkan kista, daerah yang
dibatasi oleh akumulasi cairan dan tekanan pada otak)
§ Gangguan
yang menetap dan penglihatan, pendengaran dan kelemahan nervus yang lain
§ Cerebral
palsy, cacat mental, gangguan belajar, penurunan perhatian, gangguan
hiperaktivitas dan adanya kejang.
§ Hemiparesis
dan quadriparesis à arthritis/thrombosis
D. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis
serosa
Adalah radang selaput
otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab
terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis
purulenta
Adalah
radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria
meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa. (Smeltzer, 2001)
E. PATOFOSIOLOGI
Kuman
secara hematogen sampai ke selaput otak misal pada penyakit faringotonsilitis,
pneumonia, bronkopneumonia, endokarditis. Dapat pula sebagai perluasan
perkontinuitatum dari peradangan organ dekat selaput otak misal abses otak,
otitis media, mastoiditis. (Ngastiyah, 1997)
Faktor
predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri.
Organisme
masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan
di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai
dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada
infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi
dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus. (Smeltzer, 2001)
F. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- Analisis CSS dari fungsi lumbal :
i.
Meningitis bakterial : tekanan
meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat
glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
ii.
Meningitis virus : tekanan bervariasi,
cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein
biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur
khusus.
- Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
- LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
- Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )
- Elektrolit darah : Abnormal .
- ESR/LED : meningkat pada meningitis
- Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
- MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
- Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial. (Doenges, 1999)
DAFTAR
PUSTAKA
Laboratorium UPF Ilmu
Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya, 1998
Ngastiyah, Perawatan Anak
Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
1997.
Rahman M, Petunjuk Tentang
Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan Ilmiah
Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip
Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih (1995), Tumbuh
kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar