ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEKURANGAN ENERGI KALORI DAN PROTEIN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEKURANGAN ENERGI KALORI DAN PROTEIN

A.    Pengertian
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi yang terjadi pada anak yang kurang mendapat asupan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1990)
Kekurangan kalori protein adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999)
Malnutrisi kalori protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001)
Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi(AKG).(AriefMansjoer,2000)

B.     Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan asupan suboptimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan stres.
Berikut ini merupakamn penyebab menyeluruh dari KKP
1.      Ekonomi negara rendah
2.      Pendidikan umum kurang
3.      Produksi bahan pangan rendah
4.      Hygiene rendah
5.      Pekerjaan rendah
6.      Persediaan pangan kurang
7.      Penyakit infeksi dan investasi cacing
8.      Absorpsi terganggu



Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus kwashiorkor).
1.      Marasmus
a.       Masukan kalori yang kurang akibat kesalahan pemberian
b.      Makanan
c.       Penyakit metabolik
d.      Kelainan konginetal
e.       Infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lain
2.      Kwashiorkor
a.       Diare yang kronik
b.      Malabsorbsi protein
c.       Sindrom nefrotik
d.      Infeksi menahun
e.       Luka bakar
f.       Penyakit hati

C.     Manifestasi klinis
1.      Marasmus
a.         Perubahan psikis , anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat minum.
b.         Pertumbuhan berkurang atau tehenti
c.         Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang ( turgor jelek dan kulit keriput.
d.        Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal sekung, tulang pipi dan dagu terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung.
e.         Hipotoni akibat atrofi otot
f.          Perut buncit
g.         Kadang-kadang terdapat edem ringan pada tungkai
h.         Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.
2.      Kwashiorkor
a.       Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah terangsang, pada tahap lanjut anak menjadi apatus dan koma
b.    Pertumbuhan terlambat
c.     Udema
d.    Anoreksia dan diare.
e.     Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan lembek
f.     Rambut berwarna pirang , berstruktur kasar dan kaku serta mudah dicabut
g.    Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks, defesiensi eritropoitin dan kerusakan hati.
h.    Anak mudah terjangkit infeksi
i.      Terjadi defesiensi vitamin dan mineral

D.       Patofisiologi
1.      Marasmus
Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang dalam keadaan normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein senagai sumber energi. Pengahancuran jaringan pada defesiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai asam amino.
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sistesis dan metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, semakin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering karena depikmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. kekurangan mineral khususnya Besi, kalsium dan Seng. Edema yang terjadi karena hipoproteinnemia yang mana cairan akan berpindah dari intravaskuler komperteman kerongga interstinal yang kemudian menimbulkan asites. Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi pada sel acinipankreas.


2.      Kwashiorkor.
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.kelianan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat edem.perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.

E.       Fokus Pengkajian
1.      Identitas          pasien
Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst.
2.      Keluhan utama
a.   Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll.
b.   Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan kelihatan kurus dll.
3.      Riwayat kesehatan:
a.    Riwayat penyakit sekarang
b.    Kapan keluhan mulai dirasakan
c.    Kejadian sudah berapa lama.
d.   Apakah ada penurunan BB
e.    Bagaimanan nafsu makan pasien
f.     Bagaimana pola makannya
g.    Apakah pernah mendapat pengobatan, dimanan, oleh siapa, kapan, jenis obatnya.
4.      Pola penyakit dahulu
Apakah dulu pasien dulu pernah menderita penyakit seperti sekarang
5.      Riwayat penyakit keluarga
a.       Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang protein.
b.      Riwayat penyakit sosial
c.       Anggapan salah satu jenis makanan tertentu
d.      Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.
e.       Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasien
f.       Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.
6.      Riwayat spiritual
Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu.
7.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi:
Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan dengan status gizi pasien meliputi :
1.         Pemampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi atau gizi pasien
2.         Pada kwashiorkor; apakah ada edema, rambut rontok, BB menurun, muka seperti bulan.
3.         Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam, tampak siannosis, perut membuncit
b.      Palpasi
Pada marasmus terdapat tugor kulit yang jelek dan pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati

F.      Pemeriksaan Penunjang
1.      Pada kwashiorkor ;penurunan kadar albumin, kolesteron dan glukosa
2.      Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin dan globulin serum dapat terbalik
3.      Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih rendah dari pada asam amino non essiensial.
4.      Kadar imunoglobulin normal, bahkan dapat menigkat
5.      Kadar IgA serim normal, namun kadar IgA sekretori rendah.
6.      Feses, urine, darah lengkap
7.      Pemeriksaan albumin.
8.      Hitung leukosit, trombosit
9.      Hitung glukosa darah







G.    Analisa Data
No
Data Fokus
Problem
Etiologi
1.
DS :
·         Ibu pasien engatakan An.Z anak kelima dari keluarga kurang mampu, hanya minum ASI
DO :
·         Klien tampak lemah
·         Rambut klien tipis kecoklatan
·         Mata klien cekung
·         Mukosa mulut klien kering
·         Wajah klien keriput
·         Tulang iga klien tampak jelas
·         Terdapat retraksi dinding dada
·         Turgor kurang elastis
·         Pantat atrofi
·         BB 8 kg

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Faktor ekonomi
2.
DS :
DO :
·         Terdapat edema diatas ekstermitas atas dan bawah
·         Perut pasien buncit
Kelebihan volume cairan
Gangguan mekanisme regulasi
3.
DS :
DO :
·         Pasien belum bisa jalan
·         Duduk dengan di bantu
Intoleransi aktivitas
Kelemahan umum

H.      Prioritas Diagnosa
a.       Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Faktor ekonomi
b.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c.        
I.       Intervensi Keperawatan
a.       Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Faktor ekonomi
Tujuan :
Nutrisi pasien adekuat

INTERVENSI :
a.       Mengukur dan mencatat BB pasein
b.      Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
c.       Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan
d.      Memberikan makanan tinggi TKTP
e.       Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan.
f.       Memberi makan lewat parenteral ( D 5% )

J.         Klasifikasi
a)        KKP Ringan
1.      Pertumbuhan linear terganggu.
2.      Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun.
3.      Ukuran lingkar lengan atas menurun
4.      Maturasi tulang terlambat
5.      Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun.
6.      Anemia ringan atau pucat.
7.      Aktifitas berkurang.
8.      Kelainan kulit (kering, kusam)
9.      Rambut kemerahan
b)         KKP Berat
1.      Gangguan pertumbuhan
2.      Mudah sakit
3.      Kurang cerdas
4.      Jika berkelanjutan bisa menimbulkan kematian








K.    Pengobatan
Prinsip pengobatan adalah pemberian makanan yang banyak mengandung protein bernilai biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan miniral. Makan tersebut dalam bentuk mudah cerna dan diserap, diberikan secara bertahap.
Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian perenteral adalah sebagai berikut:
1.      Jumlah cairan adalah ; 200 ml / kgBB/ hari untuk kwasiorkor atau marasmus kwashiorkor.
2.      250 ml/kgBB/ hari untuk marasmus.
3.      Makanan tinggi kalori tinggi protien 3,0-5,0 g/kgBB
4.      Kalori 150-200 kkal/ kgBB/hari
5.      Vitamin dan mineral , asam folat peroral 3x 5 mg/hari pada anak besar
6.      KCL oral 75-150mg /kgBB/hari.
7.      Bila hipoksia berikan KCL intravena 3-4 mg/KgBB/hari.






0 komentar:

Posting Komentar